Diduga Terlibat Pengaturan Skor, Ini Tanggapan Arema FC

LIPUTAN ABI YAZID DARI MALANG

Arema FC memberikan tanggapan mereka terkait adanya dugaan mereka terlibat pengaturan skor. Hal itu diungkapkan salah satu sumber dari acara talkshow Mata Najwa, Rabu (20/2) malam. Dalam acara itu, sang sumber yang dirahasiakan identitasnya berbicara disinyalir Arema mengatur skor pada saat melawan Borneo FC.

Terkait hal itu, CEO Arema, Agoes Soerjanto, meminta semua pihak menghormati asas praduga tidak bersalah. Dia pun menganggap itu hanya sebuah tudingan dalam acara televisi. Maka itu, pihaknya tidak ingin fokusnya teralih karena masalah ini.

“Arema sangat senang ada orang yang memberikan diskusi dan saran positif agar Arema bisa berkembang dengan baik sebagai klub sepakbola dari kota kecil. Tapi kalau orang yang bisa mengoreksi sepakbola Indonesia dan hanya bisa mengoreksi, kami akan memberikan dukungan bahwa dia sangat layak sebagai ketua umum PSSI,” kata Agoes.

Pilihan Editor

  • Gianfranco Zola, Zinedine Zidane & Kandidat Pengganti Maurizio Sarri Di Chelsea
  • Kala Mr Liga Champions Melempem
  • Exco PSSI Putuskan Gelar KLB
  • Piala AFF U-22 2019: Jadwal Timnas Indonesia
  • “Kami melakukan diskusi dengan manajemen, jangan sampai menuduh karena ada informasi seperti itu dengan begitu cara penyebarannya. Akhirnya kita tidak sadar akan dikorbankan sportivitas, dan yang terpenting di Arema ini ada Aremania. Maka kami lebih memilih konsentrasi program ke depan. Seperti Piala Indonesia, serta persiapan Piala Presiden. Masalah tudingan bagi saya ada PSSI lembaga yang menaungi, semua kami serahkan kepada mereka. Kami fokus kepada kami sendiri, sudahlah mata dan telinga kami ini Arema, Aremania, dan bagaimana menumbuhkan ekonomi kerakyatan,” terang Agoes.

    “Jangan dikotori oleh tudingan dan kepentingan sesaat yang akan membawa sepakbola ke arah mana-mana. Saya sebagai CEO mendukung kinerja Satgas Anti Mafia Bola dan Komite Adhoc dengan jempol 10. Kami tidak ingin terpengaruh, karena mereka sudah pada tugasnya. Sementara mata-mata yang lain tidak perlu dilihat karena kami fokus kepada mata kami sendiri,” tambah Agoes, seraya menyindir acara Mata Najwa.

    Di samping itu, Agoes juga percaya wakil ketua umum PSSI, Iwan Budianto, tidak memiliki keterkaitan dengan kasus yang dituduhkan. Inisial Iwan memang juga turut disebut oleh sumber anonim yang diwawancarai oleh Najwa Shihab selaku host dari Mata Najwa.

    “Saya berharap teman-teman media membantu kami. Saya itu tahu Pak Iwan Budianto, pada waktu kami kalah. Melihat Aremania seperti itu, beliau menangis. Namun dia tidak bisa melakukan intervensi. Kami hanya bisa berdiskusi bagaimana latihan kemarin. Kalau soal tuntutan, saya masih belum melihat televisi, katanya dia ditutupi. Kalau saya menuntut Mata Najwa, ya tidak bisa karena mungkin diskusi adalah produk jurnalistik,” tuturnya.

    “Renungan saya, kok begitu murahnya ya hanya Rp10 juta-Rp20 juta. Saya membayangkan sepakbola disiarkan seperti itu, dengan tontonan yang seperti itu. Ini yang harus dicari kok murah sekali. Padahal saya kalau memberikan uang pesangon kepada pekerja bisa sampai Rp50 juta. Ini yang harus disikapi oleh tim Satgas kok murah,” tuturnya.

    Hal senada juga dituturkan Sudarmaji selaku media officer Arema. “Situasi sekarang memungkinkan siapapun melakukan dugaan dugaan di laga masa lalu. Problem sepakbola Indonesia adalah sportivitas.

    Kami ingin para pengelola klub diajak berdiskusi bagaimana susah payah kami menghidupi klub. Karena itu, tuduhan-tuduhan (skandal pengaturan skor) itu menyakitkan, seperti menampik perjuangan dan jerih payah Arema secara keseluruhan,” kata Sudarmaji.

    “PR buat bersama. Kami optimistis tuduhan untuk kami datang dari suara ketidakpuasan terhadap hasil pertandingan. Semoga semua berpikiran dewasa,” tambahnya.

    Di sisi lain, Arema juga berencana untuk menghapus Liaison Officer (LO) untuk wasit. Adanya petugas tersebut adalah untuk memenuhi manual Liga 1 terkait tim tuan rumah yang diwajibkan melayani wasit.

    “Di manual liga ada LO yang mengurusi wasit, kalau perlu mungkin saya bisa disanksi karena itu ada pada manual Liga. Kami tidak ingin mengurusi wasit, biar wasit datang entah itu naik travel atau sepeda motor datang sendiri. Hotel memesan sendiri dan kami tidak ingin berhubungan sama sekali. Karena kalau ada mata yang lain bisa menjadi masalah itu bisa menjadi bahaya. Jadi mungkin nanti kami tidak ingin mematuhi aturan lagi,” jelas Agoes.(gk-48)

    Exit mobile version